Menentukan bulan yang baik untuk menikah lazim dilakukan masyarakat Jawa. Lantas bagaimana tradisi tersebut menurut Islam? Dalam agama Islam, ternyata ada lima bulan yang baik untuk menikah. Salah satunya yang dianjurkan yakni, Bulan Syawal.
Keutamaan menikah di Bulan Syawal selain mengikuti sunnah Rasulullah, juga menggenapkan agama. Lazim di masyarakat, orang memilih menikah di Bulan Syawal. Ternyata, kebiasan masyarakat di Indonesia itu mengacu pada hadits sahih dari Sayyidatina Aisyah radhiyallahu’anha berkata :
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” ( HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 )
Imam An Nawawi menjelaskan hadits di atas bahwa “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal.”
Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idulfitri dan Iduladha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.
Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.
Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian.
Sehingga para orang tua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.
Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam.
Hadits di atas pun dijadikan sebagai anjuran untuk menikah dan menikahkan di bulan Syawwal, mematahkan keyakinan atau anggapan sial terhadap sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan.
Rasulullah SAW juga sangat membenci Thiyarah atau berkeyakinan sial akan hari, bulan, atau peristiwa tertentu.
Sehingga adanya larangan untuk melaksanakan suatu perencanaan di waktu-waktu tersebut karena dikhawatirkan akan membawa pengaruh buruk.
Berikut 5 Bulan yang baik untuk menikah menurut Islam:
1. Bulan Syawal
Pada Bulan Syawal tepatnya tahun ke-10 kenabian beberapa hari selepas wafatnya Khadijah, Rasulullah SAW akhirnya menikahi Saudah binti Zam’ah, dan pada tahun kesebelas kenabian, Nabi Muhammad juga menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar tepatnya 5 bulan sebelum Hijrah, kejadian tersebut berlangsung di bulan yang sama yakni Bulan Syawal.
2. Bulan Muharram
Salah satu bulan yang baik untuk melangsungkan pernikahan menurut islam yakni bulan Muharam, mengapa demikian? karena pada bulan tersebut Rasulullah SAW mempersunting Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan, pada saat itu Rasulullah SAW memberikan surat kepada Raja Najasyi di bulan Muharram tahun 7 Hijrah. Pada bulan tersebut juga Rasulullah SAW menikahi wanita dari Bani Israel yaitu Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab.
3. Bulan Dzulqa’dah
Pada bulan ini tahun kelima Hijriah, Rasulullah SAW menikahi wanita dari Bani Asad bin Khuzaimah yaitu Zainab binti Jahsyi bin Royab. Nabi Muhammad juga menikahi seorang janda tua yakni Maimunah binti Al- Harits, beliau menikah pada saat melaksanakan Umroh Qadha, tepat di bulan Dzulqa’dah tahun 7 Hijrah.
4. Bulan Sya’ban
Bulan yang baik untuk menikah menurut islam yang lainnya yakni bulan Sya’ban, karena pada bulan ini Rasulullah SAW menikah dengan Hafsah binti Umar Bin Khattab di tahun ketiga hijriyah dengan alasan untuk menghormati Umar Bin Al-Khattab sebagai ayahanda dari Hafsah. Pada bulan Sya’ban pula Nabi Muhammad menikah dengan seorang tawanan perang yaitu Juwairiyah binti Al-Harits beliau menikah di tahun 6 Hijrah.
5. Bulan Rabiul Awal
Bulan yang baik untuk menentukan waktu pernikahan menurut islam yakni ada bulan Rabiulawal, mengapa demikian? Pasalnya di bulan ini Rasulullah SAW menikah dengan Khadijah Binti Khuwailid pada saat Nabi Muhammad berusia 25 tahun sedangkan istrinya berumur 40 tahun, mereka menikah tepat pada 10 Rabiul Awal.
Demikian beberapa bulan yang baik untuk menikah menurut islam, semoga bermanfaat.
Wallahu’alam